Rabu, 12 Oktober 2016

Mengenal Lebih Dekat Jokowi


Ir. H. Joko Widodo, Presiden ke-7 RI


Siapa yang kini tak kenal dengan Jokowi? Presiden ke-7 Republik Indonesia ini makin terkenal setelah beliau akan dibuatkan patung replika lilin oleh Madame Tussauds, museum lilin yang berpusat di London dan memiliki cabang hampir di seluruh dunia. Namun, kenalkah kita dengan presiden dengan gaya khasnya ini?
TTNTu akan memaparkan fakta-fakta Jokowi agar kalian dapat mengenal Jokowi lebih dekat.


 1. Jokowi lahir di Surakarta (Solo), 21 Juni 1961, dan saat ini berusia 55 tahun. Jokowi lahir dengan nama Mulyono, namun memutuskan untuk mengubah namanya menjadi Joko Widodo (sesuai dengan tradisi Jawa untuk mencegah seseorang sakit-sakitan)

2. Mengawali karirnya di dunia politik sebagai walikota Solo ke 16 pada tahun 2005, Jokowi kemudian dicalonkan sebagai calon gubernur DKI Jakarta oleh partai pengusungnya, PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), dan terpilih menjadi Gubernur DKI ke 16 pada tahun 2012, beserta wakilnya, Ahok (Basuki Tjahaya Purnama).

Jokowi saat kampanye pemilukada DKI Jakarta

3. Jokowi merupakan presiden pertama RI yang tidak berlatar belakang militer.

Foto resmi Joko Widodo sebagai Presiden RI

4. Jokowi dikenal dengan citranya yang sederhana, jujur, bersih, polos, dan merakyat. Jokowi mengadopsi gaya pemerintahan Eropa, dengan menerapkan hubungan interaksional secara langsung dengan masyarakatnya (atau yang lebih dikenal dengan 'blusukan').

Jokowi pada saat 'blusukan' dan mendengarkan aspirasi rakyat

5. Jokowi merupakan suami dari Iriana, dan ayah dari Gibran Rakabuming Raka, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangarep.

(Dari kiri ke kanan) Kahiyang, Kaesang, Jokowi, Iriana, dan Gibran.
6. Jokowi merupakan alumnus Universitas Gajah Mada Fakultas Kehutanan angkatan 1980 dengan gelar Insinyur. Beberapa saat yang lalu, muncul kontroversi tentang keabsahan Jokowi sebagai lulusan UGM.

Baca juga: http://thingstheynevertoldu.blogspot.co.id/2016/10/jokowi-lulusan-ugm-benarkah.html

7. Sebelum menjabat sebagai walikota Solo, Jokowi merupakan pengusaha dan pemilik mebel CV Rakabu (sekarang PT Rakabu Sejahtera). Jokowi pernah bekerja sebagai karyawan di perusahaan BUMN kertas PT Kertas Kraft Aceh tahun 1986-1988. Pada tahun 2012, pabrik mebel milik Jokowi terbakar akibat hubungan arus pendek listrik, usaha mebel Jokowi pun sempat down. Namun, berkat dana bantuan dari program pemerintah 'Ayah Angkat Anak Angkat', sebesar 500 juta dari Perum Gas Negara (sebagai 'ayah angkat'), usaha mebel Jokowi dapat bangkit lagi dan lebih sukses dibanding sebelumnya.

8. Saat menghadiri acara kelulusan putra bungsunya, Kaesang, di ACS International (Singapura), Jokowi menggunakan pesawat komersial Garuda Indonesia kelas ekonomi. Ia menolak menggunakan pesawat kepresidenan untuk kepentingan pribadi.

9. Jokowi dinobatkan sebagai salah satu dari 50 Pemimpin Dunia Terhebat (The World's 50 Greatest Leaders) pada tahun 2014 oleh majalah bisnis Fortune. Nama Jokowi bersanding dengan pemimpin hebat lainnya, seperti Pope Francis, Angela Merkel, Bill Clinton, Aung San Suu Kyi, Dalai Lama, dan tokoh-tokoh lainnya, dengan urutan ke 37.

Menempati urutan ke-37 dalam The World's 50 Greatest Leaders 2014 oleh majalah Fortune

10. Jokowi merupakan pecinta musik rock! Jokowi adalah fans berat Metallica, dan memiliki gitar bas bertanda tangan Robert Trujillo (anggota band Metallica). Namun sayangnya gitar tersebut kini dipajang di gedung KPK, karena dianggap sebagai gratifikasi, berkaitan dengan pemberian gitar tersebut saat Jokowi menjabat Gubernur DKI.

Jokowi saat menonton konser rock "Rock In Solo Heritage Metal Fest 2011" di Solo




Nah, gimana? Sekarang jadi lebih kenal kan dengan Jokowi. Dibalik penampilannya yang terkesan polos namun tegas, ternyata Jokowi tetap suka nonton musik Rock dan bersahaja, ya. Tak salah jika beliau dikenal suka merakyat dan sederhana. Karena itu, seharusnya kita bangga punya presiden seperti Jokowi :)



Sumber: Google, Wikipedia, dan berbagai web lainnya.

Jokowi Lulusan UGM, Benarkah?


Jokowi lulusan UGM, benarkah?


Beberapa saat yang lalu, tepatnya pertengahan tahun 2015 muncul sebuah kontroversi yang meragukan bahwa Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo, merupakan alumni Universitas Gajah Mada (UGM) atau bukan. Artikel-artikel yang beredar di media online seakan menegaskan bahwa Jokowi bukan merupakan lulusan UGM. Data-data yang ada dianalisa secara subjektif dan dipaparkan seolah-olah hanya manipulasi belaka untuk melanggengkan jalan Jokowi  menuju kans kepresidenan. Pemberitaan yang ada menimbulkan sebuah tanda tanya di masyarakat: Benarkah Presiden RI pernah mengenyam bangku kuliah, atau seluruh data fiktif adanya?

TTNTu akan memaparkan opini yang beredar dan fakta yang ada:

1. Jokowi sering dianggap kurang piawai dalam memberikan pernyataan, dimana statement yang ada kurang lengkap, tidak sistematis dan terstruktur dengan baik, tidak logis, dan argumentasinya lemah. Dimana seharusnya kemampuan berargumen seorang mahasiswa lebih terlatih dibanding mereka yang tidak menempuh dunia perkuliahan. Contoh kalimat yang seringkali digunakan untuk 'menjegal' Jokowi adalah:
"Masalah di kota kecil kayak Solo, di kota besar DKI dan yang lebih besar, negara, itu saya kira sama,"
Statement di atas dikutip dan ditafsirkan sebagai pernyataan yang tidak seharusnya keluar dari mulut seorang presiden. Alasannya, pernyataan tersebut cenderung meremehkan permasalahan negara Indonesia sendiri, dimana seharusnya seorang presiden tahu bahwa permasalahan di sebuah kota, provinsi, dan negara tentu saja berbeda dan tidak bisa disamakan.
FAKTA: Statement yang dikutip hanyalah merupakan penggalan dari keseluruhan pernyataan yang diberikan Jokowi. Berikut merupakan pernyataan lengkap yang sesungguhnya:
"Kalau sebetulnya itu dianggap persoalan enteng, ya dari dulu sudah rampung. Masalah di kota kecil kayak Solo, di kota besar DKI dan yang lebih besar, negara, itu saya kira sama. Ini masalah manajemen." "...Jadi memang butuh keberanian untuk mengambil risiko, dan harus tahu kenapa kita berani memutuskan itu. Saya lihat karena ada kepercayaan kepada pimpinannya, yaitu kepada saya. Jadi keberanian pengambilan keputusan itu yang dinilai publik"
Dari pernyataan lengkap yang diberikan Jokowi, dapat kita lihat bahwa maksud Jokowi mengemukakan bahwa masalah Solo, DKI, dan Indonesia sama ialah, secara umum, permasalahan yang terjadi hanyalah krisis manajemen. Jokowi memandang masalah tersebut dari sudut pandang lebih luas (general), dan tidak bertujuan menyamaratakan atau meremehkan problem yang ada di Indonesia. Hal ini menegaskan bahwa pendapat dan argumen Jokowi logis, terstruktur, dan berdasar. Sepenggal statement seseorang tidak dapat dijadikan tolak ukur orang tersebut merupakan lulusan universitas atau bukan.